Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> Mzm 34:1-22
Full Life: Mzm 34:1-22 - AKU HENDAK MEMUJI TUHAN.
Nas : Mazm 34:2-23
Penggubah mazmur ini memuji Tuhan untuk suatu kelepasan ajaib dari
kesulitan besar. Kesaksiannya memberikan semangat kepada semu...
Nas : Mazm 34:2-23
Penggubah mazmur ini memuji Tuhan untuk suatu kelepasan ajaib dari kesulitan besar. Kesaksiannya memberikan semangat kepada semua orang percaya yang tertindas untuk percaya bahwa mereka juga dapat mengalami kebaikan Tuhan.
Jerusalem -> Mzm 34:1-22
Jerusalem: Mzm 34:1-22 - Dalam perlindungan TUHAN Mazmur hikmat ini tersusun menurut abjad Ibrani, bdk Maz 34:9-10+. Ia terdiri atas dua bagian, yaitu: sebuah doa syukur, Maz 34:2-11, dan suatu pengaj...
Mazmur hikmat ini tersusun menurut abjad Ibrani, bdk Maz 34:9-10+. Ia terdiri atas dua bagian, yaitu: sebuah doa syukur, Maz 34:2-11, dan suatu pengajaran mengenai nasib orang fasik dan orang benar, Maz 34:11-22.
Ende -> Mzm 34:1-22
Ende: Mzm 34:1-22 - -- Mazmur ini tersusun menurut abjad Hibrani, hingga tiap2 ajat mulai dengan huruf
jang berikut. Ia terdiri atas dua bagian: doa sjukur (Maz 34:2-11) dan...
Mazmur ini tersusun menurut abjad Hibrani, hingga tiap2 ajat mulai dengan huruf jang berikut. Ia terdiri atas dua bagian: doa sjukur (Maz 34:2-11) dan suatu adjaran (Maz 34:11-22). Barangkali dinjanjikan selama perdjamuan kurban di Bait-Allah. (Maz 34:4)
Ref. Silang FULL -> Mzm 34:8
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Mzm 34:1-10
Matthew Henry: Mzm 34:1-10 - Pujian dan Ucapan Syukur
Mazmur ini ditulis dengan mengacu pada suatu peristiwa khusus, seperti yang tampak pada judulnya. Namun demikian, di dalamnya hanya ada sedikit yang...
Mazmur ini ditulis dengan mengacu pada suatu peristiwa khusus, seperti yang tampak pada judulnya. Namun demikian, di dalamnya hanya ada sedikit yang secara khusus berkaitan dengan peristiwa itu, sebagian besarnya bersifat umum. Tetapi semuanya mengungkapkan rasa syukur kepada Allah dan menjadi pengajaran bagi kita.
- I. Ia memuji Allah atas pengalamannya dan pengalaman orang lain dalam merasakan kebaikan Allah (ay. 1-6).
- II. Ia mendorong semua orang baik untuk percaya kepada Allah dan mencari-Nya (ay. 7-10).
- III. Ia memberikan nasihat yang baik kepada kita semua, seperti kepada anak-anak, untuk bersikap waspada terhadap dosa, dan untuk menyadari kewajiban kita baik terhadap Allah maupun terhadap manusia (ay. 11-15).
- IV. Untuk meneguhkan nasihat yang baik ini, ia menunjukkan kebaikan Allah terhadap orang-orang benar dan murka-Nya terhadap orang-orang fasik, di mana Allah menawarkan kepada kita kebaikan dan kejahatan, berkat dan kutuk (ay. 16-23). Karena itu, dalam menyanyikan mazmur ini, kita harus memberikan kemuliaan kepada Allah sekaligus harus mengajar dan menegur diri kita sendiri dan orang lain.
- 1. Kita tidak dapat membenarkan Daud atas penipuan ini. Sangat tidak pantas bagi orang jujur untuk berpura-pura menjadi orang yang bukan dirinya sendiri. Tidak seharusnya orang terhormat berpura-pura menjadi orang bodoh dan gila. Jika, sewaktu bercanda, kita meniru-niru orang yang pengertiannya tidak sebaik seperti yang kita pikir kita miliki, janganlah kita lupa bahwa Allah bisa saja membuat masalah mereka berbalik menjadi masalah kita.
- 2. Walaupun begitu, tidak bisa tidak kita pasti bertanya-tanya juga mengenai kewarasan dan ketenangan jiwanya saat itu, dan seberapa jauh dia mengalami perubahan, ketika dia mengubah perilakunya. Bahkan ketika ada dalam ketakutan itu, atau lebih tepatnya dalam bahaya itu, hatinya tetap teguh percaya kepada Allah. Begitu tenang dan teguhnya sampai dia bisa menorehkan mazmur yang cemerlang ini, yang di dalamnya kita melihat banyak tanda dari sebuah jiwa yang tenang dan hening seperti yang bisa ditemukan dalam mazmur-mazmur lain di dalam seluruh Kitab Mazmur ini. Dan ada sesuatu yang menarik rasa keingintahuan orang juga dalam susunannya, sebab mazmur ini adalah mazmur yang disebut sebagai mazmur abjad, yakni, mazmur yang di dalamnya setiap ayat dimulai dengan urutan huruf sesuai dengan abjad Ibrani. Berbahagialah orang-orang yang dapat mempertahankan sifat mereka seperti itu, dan yang terus memanfaatkan anugerah-anugerah yang diberikan kepada mereka, sekalipun mereka tergoda untuk mengubah perilaku mereka. Dalam bagian awal mazmur ini,
- I. Daud mengajak dan menggugah dirinya sendiri untuk memuji Allah. Meskipun ia telah bersalah dengan mengubah perilakunya, namun kasih setia Allah membuat dia terhindar dari bahaya. Bahkan, betapa besarnya kasih setia itu sehingga Allah tidak mengganjar dia sesuai dengan apa yang pantas diterimanya atas tipu muslihatnya itu. Karena itu, kita harus mengucap syukur dalam segala hal.
- Ia bertekad,
- 1. Bahwa ia senantiasa akan memuji-muji Allah: Aku hendak memuji TUHAN pada segala waktu, dalam segala kesempatan. Ia bertekad untuk menjaga waktu-waktu yang sudah ditentukan untuk menjalankan kewajiban ini, memanfaatkan segala kesempatan untuk melakukannya, dan memperbarui puji-pujiannya pada setiap kejadian baru yang memberinya alasan untuk menaikkan puji-pujian itu. Jika kita berharap akan menghabiskan kekekalan kita dengan memuji-muji Allah, maka sudah sewajarnya kita menghabiskan waktu kita sebanyak mungkin untuk melakukan pekerjaan ini.
- 2. Bahwa ia akan memuji-Nya dengan terang-terangan: puji-pujian kepada-Nya tetap di dalam mulutku. Dengan demikian, ia hendak menunjukkan betapa gigihnya ia dalam mengakui kewajiban-kewajibannya terhadap kasih setia Allah, dan betapa inginnya dia membuat orang lain juga sadar akan kewajiban-kewajiban mereka.
- 3. Bahwa ia akan memuji-Nya dengan sepenuh hati: “Karena TUHAN jiwaku bermegah, dalam hubunganku dengan-Nya, kepentinganku di dalam Dia, pengharapan-pengharapanku pada-Nya.” Bermegah di dalam Tuhan bukanlah hal yang sia-sia.
- II. Ia mengajak orang lain untuk bergabung bersamanya memuji Tuhan. Ia berharap mereka akan melakukannya (ay. 2): “Biarlah orang-orang yang rendah hati mendengar tentang pembebasan dan rasa syukurku, dan bersukacita bahwa orang baik diberikan kemurahan yang begitu banyak, dan Allah yang baik diberikan kehormatan yang begitu besar.” Orang-orang yang rendah hati dan sangat tidak mengandalkan jasa dan kemampuan mereka sendiri, merekalah yang merasa sangat terhibur dengan kasih setia Allah, saat kasih setia itu diberikan baik kepada orang lain maupun kepada mereka sendiri. Daud merasa senang saat membayangkan bahwa kebaikan-kebaikan Allah terhadapnya akan membuat hati setiap orang Israel bersukacita. Ada tiga hal yang diinginkannya agar diamini oleh kita semua bersama dia:
- 1. Buah-buah pikiran mulia dan luhur mengenai Allah, yang harus kita ungkapkan saat membesarkan dan meninggikan nama-Nya (ay. 4). Memang kita tidak dapat membuat Allah lebih besar atau lebih luhur lagi daripada keberadaan-Nya. Namun, jika kita memuja-Nya sebagai Allah yang Mahabesar tanpa batas, dan lebih tinggi daripada segala apa pun yang tertinggi, maka Dia berkenan untuk memperhitungkan ini sebagai tindakan yang membesarkan dan meninggikan Dia. Hal ini harus kita lakukan bersama-sama. Puji-pujian kepada Allah terdengar paling merdu jika dinaikkan bersama-sama, sebab dengan demikian kita memuji-Nya seperti para malaikat di sorga. Orang-orang yang berbagi dalam kebaikan Allah, seperti yang dilakukan semua orang kudus, harus berkumpul bersama dalam melambungkan puji-pujian bagi-Nya. Dan kita harus berkeinginan untuk ditemani sahabat-sahabat kita dalam mengucap syukur atas kasih setia-Nya, sama seperti dalam berdoa bagi mereka. Beralasan bagi kita untuk bergabung bersama orang lain dalam mengucap syukur kepada Allah,
- (1) Atas kesediaan-Nya untuk mendengarkan doa. Semua orang kudus memiliki penghiburan ini, sebab Dia tidak pernah berkata kepada siapa pun di antara mereka, “Carilah Aku dengan sia-sia.”
- [1] Bagi Daud, dia bersedia bersumpah bahwa dia telah mendapati-Nya sebagai Allah yang mendengarkan doa (ay. 5): “Aku telah mencari TUHAN, dalam penderitaanku, memohon kebaikan-Nya, meminta pertolongan-Nya, lalu Ia menjawab aku, memenuhi permintaanku dengan segera, dan melepaskan aku dari segala kegentaranku, baik terhadap maut yang kutakuti maupun terhadap kegelisahan dan kegundahan yang diakibatkan oleh rasa takutku akan maut itu.” Kelepasan dari kegentaran terhadap maut itu dikerjakan Allah melalui pemeliharaan-Nya yang bekerja bagi kita, sedangkan kelepasan dari kegelisahan dan kegundahan itu dilakukan-Nya melalui anugerah-Nya yang bekerja di dalam diri kita, untuk membungkam ketakutan-ketakutan kita dan meredakan gejolak dalam roh kita. Yang terakhir ini, yakni anugerah untuk meredakan gejolak roh, merupakan ungkapan kasih setia-Nya yang lebih besar daripada yang pertama, karena apa yang kita takutkan hanyalah permasalahan kita, sedangkan ketakutan kita terhadap permasalahan itu, yang didasari oleh ketidakpercayaan kita, adalah dosa. Bahkan, sering kali ketakutan ini juga lebih menyiksa kita daripada permasalahan itu sendiri, yang mungkin hanya akan menyentuh tulang dan daging kita, sementara ketakutan terhadap masalah itu sendiri memangsa roh kita dan membuat kita kehilangan kendali atas jiwa kita sendiri. Doa-doa Daud membantu membungkam ketakutan-ketakutannya. Setelah mencari Tuhan, dan menyerahkan perkaranya kepada-Nya, ia dapat menantikan apa yang akan terjadi dengan perasaan yang sangat tenang. “Tetapi Daud kan orang besar dan ternama, jadi kita tidak bisa berharap akan diberi kemurahan seperti dia. Pernahkah orang lain mengalami keuntungan yang serupa dengan doanya?” Ya,
- [2] Banyak orang selain dia telah menujukan pandangan mereka kepada-Nya dengan iman dan doa, dan muka mereka berseri-seri karenanya (ay. 6). Doa itu secara menakjubkan telah membangkitkan dan menghibur mereka. Lihat saja Hana, yang setelah berdoa, pergi keluar, lalu mau makan dan mukanya tidak muram lagi. Ketika kita menujukan pandangan kita kepada dunia ini, kita dibuat gelap, kita menjadi bingung, dan tidak tahu harus berbuat apa. Namun, ketika kita menujukan pandangan kita kepada Allah, dari-Nya kita mendapatkan terang, baik dalam hal bimbingan maupun sukacita, dan jalan kita dibuat rata serta menyenangkan. Orang-orang yang dibicarakan di sini, yang menujukan pandangan mereka kepada Allah, dibangkitkan pengharapan-pengharapannya, dan apa pun yang terjadi tidak membuat mereka patah arang: mereka tidak akan malu tersipu-sipu dengan keyakinan mereka itu. “Tetapi mungkin mereka ini juga orang-orang besar dan ternama, seperti Daud sendiri, dan oleh sebab itu mereka sangat disukai, atau jumlah mereka yang banyak membuat mereka penting.” Tidak,
- [3] Orang yang tertindas ini berseru, satu orang, yang hina dan tidak ada apa-apanya, yang tidak dipandang hormat oleh siapa pun atau diperhatikan dengan penuh kepedulian. Sekalipun demikian, ia disambut baik di hadapan takhta anugerah sama seperti Daud atau orang-orangnya yang berharga: dan TUHAN mendengarnya, memperhatikan perkaranya dan doa-doanya, dan menyelamatkan dia dari segala kesesakannya (ay. 7). Allah akan berpaling mendengarkan doa orang-orang yang bulus (102:18; Yes. 57:15).
- (2) Atas pelayanan malaikat-malaikat yang baik di sekeliling kita (ay. 8): Malaikat TUHAN, sepasukan malaikat (demikian menurut sebagian orang) yang walaupun banyak namun sehati dalam pelayanan mereka sehingga seolah-olah mereka hanya satu, atau seorang malaikat pelindung, berkemah di sekeliling orang-orang yang takut akan Dia, seperti para pengawal mengelilingi raja, lalu meluputkan mereka. Allah memanfaatkan pelayanan roh-roh yang baik guna melindungi umat-Nya dari kebencian dan kuasa roh-roh jahat. Dan, malaikat-malaikat kudus menjalankan lebih banyak tugas yang baik bagi kita setiap hari daripada yang kita sadari. Meskipun dalam hal martabat dan kemampuan sifat mereka jauh lebih unggul daripada kita, – meskipun mereka tetap mempertahankan kemurnian mereka yang semula, sedangkan kita telah kehilangan kemurnian itu, – meskipun mereka mempunyai pekerjaan yang tetap di dunia atas, pekerjaan memuji Allah, dan berhak untuk mendapatkan peristirahatan dan kebahagiaan yang terus-menerus di sana, – namun dalam ketaatan mereka terhadap Pencipta mereka, dan dalam kasih mereka kepada orang-orang yang membawa citra-Nya, mereka merendahkan diri untuk melayani orang-orang kudus, dan membela mereka melawan kuasa-kuasa kegelapan. Para malaikat itu tidak hanya mengunjungi mereka, tetapi juga berkemah di sekeliling mereka, untuk bertindak demi kebaikan orang-orang kudus itu senyata-nyatanya, meskipun tidak terlihat, seperti yang mereka lakukan untuk Yakub (Kej. 32:1), dan Elisa (2 Raj. 6:17). Segala kemuliaan hanya bagi Allah para malaikat itu.
- 2. Ia ingin mengajak kita untuk bergabung bersamanya merenungkan segala yang baik dan indah tentang Allah (ay. 9): Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya TUHAN itu! Kebaikan Allah mencakup keindahan dan keramahan dari keberadaan-Nya maupun kemurahan dan kebaikan dari pemeliharaan dan anugerah-Nya.
- Dan oleh karena itu,
- (1) Kita harus mengecap bahwa Dia adalah Penderma yang murah hati. Kita harus menikmati kebaikan Allah dalam semua karunia-Nya kepada kita. Kita harus memandang kebaikan-Nya itu sebagai aroma dan pemanis dari karunia-karunia-Nya itu. Kiranya kebaikan Allah selalu dikecap-kecap seperti madu dalam mulut kita.
- (2) Kita harus memandang Dia sebagai sosok yang indah, dan bersuka saat merenungkan kesempurnaan-kesempurnaan-Nya yang tiada batas. Dengan kecapan dan penglihatan, kita mengalami dan merasakan kepuasan. Kecaplah dan lihatlah betapa baiknya Allah, yakni, perhatikanlah kebaikan-Nya dan dapatkanlah penghiburan darinya (1 Ptr. 2:3). Dia baik, sebab Dia membuat semua orang yang percaya kepada-Nya benar-benar diberkati. Oleh karena itu, yakinlah akan kebaikan-Nya, sebegitu rupa sampai kita bisa berbesar hati untuk percaya kepada-Nya pada masa-masa buruk.
- 3. Ia ingin mengajak kita bergabung bersamanya dalam tekad untuk mencari Allah dan melayani-Nya, dan tetap hidup dalam takut akan Dia (ay. 9): “Takutlah akan TUHAN, hai orang-orang-Nya yang kudus.” Ketika kita mengecap dan melihat bahwa Dia baik, kita tidak boleh lupa bahwa Dia juga agung dan harus sangat ditakuti. Bahkan, kebaikan-Nya merupakan hal yang pantas kita hormati dan kagumi seperti yang harus dilakukan seorang anak kepada bapanya. Mereka akan datang dengan gementar kepada TUHAN dan kepada kebaikan-Nya(Hos. 3:5). Takutlah akan Tuhan, yakni, sembahlah Dia, dan sadarlah akan kewajibanmu terhadap-Nya dalam segala hal. Janganlah takut akan Dia lalu membenci-Nya, melainkan takutlah akan Dia lalu carilah Dia (ay. 10), seperti umat yang mencari-cari Allah mereka. Serahkanlah dirimu kepada-Nya dan dapatkanlah bagianmu di dalam Dia. Untuk mendorong kita agar takut kepada-Nya dan mencari-Nya, maka dijanjikan di sini bahwa orang-orang yang melakukannya, bahkan dalam dunia yang serba kekurangan ini, tidak akan berkekurangan (Dalam bahasa Ibrani: Mereka tidak akan kekurangan segala sesuatu yang baik). Mereka akan mempunyai segala hal yang baik sehingga tidak ada alasan bagi mereka untuk mengeluh kekurangan suatu apa pun. Dalam hubungannya dengan perkara-perkara di dunia lain, mereka akan mendapatkan anugerah yang cukup untuk menyokong kehidupan rohani mereka (2 Kor. 12:9; Mzm. 84:11). Dan, dalam hubungannya dengan kehidupan ini, mereka akan mendapatkan apa yang dibutuhkan untuk menyokong kehidupan mereka itu dari tangan Allah. Sebagai Bapa, Dia akan memberikan makanan yang mereka butuhkan. Segala penghiburan lainnya yang mereka inginkan akan mereka dapatkan, sejauh itu dipandang baik oleh Sang Hikmat Tak Terbatas, dan kekurangan mereka dalam satu hal akan ditebus dalam hal lain. Jika Allah tidak memberi mereka satu hal, Dia akan mengaruniakan anugerah kepada mereka untuk bisa merasa puas meskipun tidak mendapatkannya, dan kemudian mereka pun tidak lagi menginginkannya (Ul. 3:26). Paulus memperoleh segala sesuatu secara berkelimpahan, karena dia belajar mencukupkan diri dalam segala hal (Flp. 4:11, 18). Orang-orang yang hidup dengan iman kepada Allah yang mahamencukupi pasti tidak akan kekurangan apa-apa, sebab di dalam Dia mereka berkecukupan. Singa-singa muda sering kali merana kelaparan – orang-orang yang mengandalkan hidup dari pemeliharaan umum ilahi, seperti singa-singa itu, tidak akan merasakan kepuasan seperti yang dialami oleh mereka yang hidup dengan iman akan janji Allah. Orang-orang yang mengandalkan diri sendiri, dan berpikir bahwa tangan mereka sendiri sudah cukup bagi mereka, akan berkekurangan (sebab roti tidak selalu ada untuk yang berhikmat). Akan tetapi, orang-orang yang percaya kepada Allah dan yang ingin ditemukan oleh-Nya, mereka pasti akan diberi makan. Orang-orang yang tamak, yang memangsa semua yang ada di sekeliling mereka, akan berkekurangan. Namun, orang yang lemah lembut akan memiliki bumi. Orang-orang yang bekerja dengan diam-diam dan yang mengurusi urusan mereka sendiri tidak akan berkekurangan. Yakub yang murni hati mempunyai cukup makanan, sementara Esau, si pemburu yang licik, akan segera binasa karena kelaparan.
Pujian dan Ucapan Syukur (34:1-11)
Judul mazmur ini memberitahukan kita siapa yang menulisnya dan pada kesempatan apa mazmur itu ditulis. Daud, karena terpaksa melarikan diri dari kerajaannya, yang sudah menjadi terlalu panas baginya oleh karena kegeraman Saul, mencari tempat berlindung sedekat mungkin, di tanah orang Filistin. Di sana segera terungkap siapa dirinya, dan dia dibawa ke hadapan raja setempat, yang di dalam kisahnya disebut Akhis (nama yang sebenarnya), dan yang di dalam mazmur ini disebut Abimelekh (gelarnya). Dan supaya tidak dicurigai sebagai mata-mata, atau datang ke sana untuk merencanakan sesuatu, Daud berpura-pura gila (demikianlah yang sudah terjadi di sepanjang zaman, bahwa bahkan melalui orang-orang bodoh manusia dapat diajar untuk mengucap syukur kepada Allah atas manfaat dari akal budi mereka). Ini dilakukannya agar Akhis dapat melepaskannya sebagai orang yang menjijikkan, dan tidak mengawasi dia sebagai orang yang berbahaya. Dan itu membawa hasil seperti yang diinginkannya. Dengan muslihat ini ia lolos dari tangan yang mungkin akan bertindak kasar terhadapnya. Nah,SH: Mzm 34:1-22 - Iman yang berakar pada karakter Tuhan (Kamis, 2 Agustus 2001) Iman yang berakar pada karakter Tuhan
Mazmur ini merupakan suatu lantunan syukur (ayat 2-11) dan
nyanyian pengajaran Daud (ayat 12-23) yang mengajak...
Iman yang berakar pada karakter Tuhan
Mazmur ini merupakan suatu lantunan syukur (ayat 2-11) dan nyanyian pengajaran Daud (ayat 12-23) yang mengajak kita mengarahkan pandangan kepada Tuhan (ayat 6), menikmati kebaikan- Nya (ayat 9), serta merasakan kedekatan dengan-Nya pada masa-masa yang sulit (ayat 19). Alasan dari ajakannya ini tidak lain didasarkan pada karakter Tuhan yang mendengar (ayat 7a, 18a), melepaskan (ayat 5b, 18b), dan menyelamatkan (ayat 7b, 19b) orang- orang benar (ayat 16, 20, 22) yang mencari (ayat 5, 7) dan takut akan Dia (ayat 8, 10, 12). Mereka yang berlindung pada-Nya akan berbahagia (ayat 9), mendapatkan keamanan dan tidak akan menanggung hukuman (ayat 21, 23).
Pada Mazmur ini Daud memaparkan beberapa hal yang menjadi dasar
dan kunci untuk menikmati kehidupan yang akan mengokohkan kesukaan
dan kepuasan, sebagai berikut: [1] Takut akan Tuhan (ayat
Melalui Mazmur ini Daud menghalau kenaifan iman yang tidak mengandung kekuatan untuk melawan serangan gencar dari yang jahat, sebaliknya menuntun kita pada iman yang berakar pada karakter Tuhan. Iman ini membawa kita pada keyakinan bahwa berbeda dengan orang fasik yang menuju kematian oleh kemalangannya (ayat 22), tidaklah demikian dengan orang benar, Tuhan mendengar dan melepaskan mereka dari segala kesesakannya apabila mereka berseru- seru kepada-Nya (ayat 18), dan menjatuhkan hukuman kepada siapa yang membenci mereka (ayat 22), sebab mata Tuhan tertuju kepada orang benar dan telinga-Nya kepada teriak mereka minta tolong (ayat 16).
Renungkan: Iman yang berakar pada karakter Tuhan tidaklah dibangun di atas dasar yang naif dengan meniadakan kesulitan. Iman mampu menambal kehancuran hati, tetapi tidaklah menghindarkan hati dari kehancuran.
SH: Mzm 34:1-22 - Ketidakwarasan pembebasan (Senin, 26 Mei 2003) Ketidakwarasan pembebasan
Kita lebih suka menganggap diri kita sebagai orang-orang Kristen
yang terhormat, yang waras baik tubuh maupun pikiran....
Ketidakwarasan pembebasan
Kita lebih suka menganggap diri kita sebagai orang-orang Kristen yang terhormat, yang waras baik tubuh maupun pikiran. Begitu kuatnya pola ideal ini, kita lupa bahwa karya sejarah keselamatan melibatkan apa yang bagi dunia adalah suatu bentuk "ketidakwarasan". Bukan pura-pura tidak waras untuk menyelamatkan diri (ayat 1), tetapi karena berbeda dengan dunia. Yeremia disindir sebagai nabi gila (Yer. 29:26-27). Yesus dianggap tidak waras oleh keluarga-Nya (Mrk. 3:21). Festus menganggap Paulus gila karena pemberitaan Injilnya (Kis. 26:24), dan banyak contoh lain dari Alkitab. Mereka dianggap gila, karena kehendak Allah bertentangan dengan "akal sehat" mayoritas orang yang tidak mengenal kehendak Allah.
Dimana letak "kegilaan" dari karya perlindungan Allah? Ada suatu pepatah Perancis yang mengatakan: "Tuhan berpihak kepada armada yang besar, dan melawan armada yang kecil." Inilah prinsip ketentaraan, dan bagi sebagian orang, prinsip hidup yang "waras". Allah pemazmur justru berpihak yang lemah. Mereka yang rendah hati (ayat 3), tertindas (ayat 7), yang menjaga dirinya dari kejahatan (ayat 14-15), benar (ayat 16-18), patah hati dan malang (ayat 19-21), mereka inilah yang menerima perlindungan Allah. Mereka menjadi lemah, karena seperti pemazmur, mereka bermegah karena dan berseru kepada Tuhan. Tetapi mereka menjadi kuat, karena Allah berpihak kepada mereka, "orang-orang benar itu" (ayat 18).
Yang kita pelajari bukanlah teladan Daud yang berpura-pura gila, tetapi hikmat yang timbul dari pengalamannya itu: betapa berbahagia ada dalam perlindungan Tuhan, Sang Allah yang punya prinsip berkarya yang berbeda dengan dunia yang berdosa.
Renungkan: Kapan terakhir kali Anda dianggap gila, bukan karena lelucon kita yang tidak biasa, atau ambisi dan rencana hidup kita, tetapi karena keputusan kita untuk berharap kepada Allah dan menaati-Nya?
SH: Mzm 34:1-10 - Alami Tuhan (Kamis 31 Juli 2008) Alami Tuhan
Bagaimana meyakinkan orang lain bahwa Tuhan itu baik? Untuk
orang-orang yang berpikiran modern, kita bisa mengajukan sejumlah
b...
Alami Tuhan
Bagaimana meyakinkan orang lain bahwa Tuhan itu baik? Untuk orang-orang yang berpikiran modern, kita bisa mengajukan sejumlah bukti akan kebaikan Tuhan yang dinyatakan dalam Alkitab, atau yang dapat diperiksa dari kenyataan alam semesta ciptaan-Nya. Namun orang-orang yang dipengaruhi oleh pandangan pascamodern, yang merelatifkan segala kebenaran, tidak butuh pengajaran dan berbagai bukti tertulis. Yang mereka butuhkan adalah pengalaman sebagai bukti.
Mazmur ini mengajak para pembacanya untuk mengalami Tuhan. Alami sendiri kebaikan-Nya (ayat 9) sebagaimana yang telah pemazmur rasakan. Apa yang pemazmur rasakan dan alami? Rupanya mazmur ini lahir dari pengalaman Daud yang dilindungi Tuhan saat melarikan diri dari Saul, yang hendak membunuh dirinya (ayat 1; lih. 1 Samuel 18-27). Sebagai seorang buronan, berulang kali Daud mengalami kesesakan, penindasan, dan merasa terjepit. Namun setiap kali ia menjerit kepada Tuhan, Tuhan menolong tepat pada waktunya (ayat 7). Perlindungan Tuhan dirasakan bagai dijaga oleh pasukan malaikat yang mengelilingi dia (ayat 8). Bagaikan satpam atau pengawal khusus yang dua puluh empat jam sehari menjaga penuh.
Pemazmur mengajak para pembacanya merespons Tuhan agar pengalaman hidup mereka diperkaya. Mari, pandanglah Tuhan, maka hidup ini akan penuh kesukacitaan (ayat 7). Ayo, takutlah akan Tuhan, maka Dia akan mencukupkan segala kebutuhan kita (ayat 10-11).
Mengalami Tuhan bisa terjadi dalam kehidupan sehari-hari, tak usah menunggu saat tekanan hidup tak tertahankan lagi. Alami Tuhan dengan melibatkan Dia dalam segala aspek hidup Anda. Dekatkan diri pada-Nya dengan sikap yang terbuka agar Dia dengan bebas menyapa dan menjamah hidup Anda. Saat Anda mengalami kehadiran atau pertolongan-Nya, naikkan syukur bersama-sama umat Tuhan lainnya. Mahsyurkan nama-Nya di hadapan orang lain.
SH: Mzm 34:1-22 - Perlindungan Tuhan (Minggu, 9 Oktober 2011) Perlindungan Tuhan
Pernah mengalami terjepit musuh seperti yang dialami Daud? Di belakang ia dikejar-kejar Saul hendak dibunuh. Di depan adalah bangs...
Perlindungan Tuhan
Pernah mengalami terjepit musuh seperti yang dialami Daud? Di belakang ia dikejar-kejar Saul hendak dibunuh. Di depan adalah bangsa musuh yang sedang memerangi Israel. Apa yang dapat Daud lakukan? Di satu sisi, ia mencoba cara manusia dengan berpura-pura gila di hadapan raja musuh (1Sam. 22:10-15). Sepertinya berhasil! Di sisi lain, Daud sadar bahwa kalau ia hanya mengandalkan hikmat manusia, yaitu kecerdikan berpura-pura gila, suatu saat kelak akan tidak berguna. Mazmur 34 ini lahir dari kesadaran Daud bahwa pertolongan sejati hanya datang dari Tuhan.
Oleh karena itu Daud mengajak kita untuk bersama-sama memuji Tuhan. Pengalaman Daud adalah Tuhan dapat diandalkan karena Dia adalah Penolong bagi orang tertindas dan Pelindung bagi orang yang dalam mara bahaya. Apakah pengalaman Anda juga demikian? Dapatkah Anda mengingat terakhir kali Tuhan menolong Anda keluar dari kekacauan hidup karena musuh-musuh Tuhan? Sudahkah Anda mengucap syukur dan memuji nama-Nya?
Tentu, pertolongan Tuhan akan kita alami kalau hidup kita sendiri berpaut kepada-Nya, demikian, nasihat Daud. Takut akan Tuhan (10, 12) serta hidup dalam kebenaran dan menjauhi kejahatan (14-15) adalah syarat menerima pertolongan-Nya! Maka mazmur ini selanjutnya menegaskan akan perhatian Tuhan yang ditujukan khusus kepada anak-anak-Nya, yaitu semua orang yang hidup dalam kebenaran serta menjauhi kejahatan.
Kadangkala kita terjepit dalam hidup ini karena ulah musuh. Andalkan Tuhan yang setia bahwa pertolongan-Nya tidak pernah terlambat. Namun, kalau kita sadar bahwa kita sedang menuai akibat dari ulah kita sendiri, cepatlah minta ampun kepada Tuhan. Terimalah akibat dosa sebagai bagian disiplin dari Tuhan, dan minta belas kasih serta kelepasan dari-Nya. Pasti Tuhan mau menolong!
SH: Mzm 34:1-22 - Respons terhadap Penderitaan (Minggu, 6 September 2015) Respons terhadap Penderitaan
Kebaikan Allah dapat benar-benar dipahami melalui pengalaman di tengah penderitaan, setidaknya itulah yang dipahami oleh...
Respons terhadap Penderitaan
Kebaikan Allah dapat benar-benar dipahami melalui pengalaman di tengah penderitaan, setidaknya itulah yang dipahami oleh Daud. Dalam Mazmur 34 ini, dituliskan bahwa konteksnya adalah ketika Daud berpura-pura gila di depan Abimelekh (1; bdk. 1Sam. 21:10-15).
Dalam 1 Samuel 21:10-15, dijelaskan bahwa Saul berusaha membunuhnya sehingga Daud harus melarikan diri ke Gat. Namun kehadirannya di Gat pun diketahui oleh Raja Gat, yaitu Akhis (nama sesungguhnya) atau Abimelekh (jabatannya, yang artinya ayah dari raja). Lengkap sudah kesulitan yang dihadapi Daud: lari dari Saul yang berusaha membunuhnya, berpisah dari Yonatan-sahabat karibnya, dan berjumpa dengan Akhis yang membenci Daud karena telah membunuh Goliat. Karena itu tidak heran jika Daud merasa gentar (5), malu (6), tertindas dan sesak (7). Ia merasa terjepit, dan tidak ada seorangpun yang dapat diandalkan, selain Tuhan Allahnya. Karena itu, Daud berseru kepada Tuhan (7).
Perhatikanlah bagaimana Daud mengalami kebaikan Tuhan dalam penderitaannya: "Aku mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku dan melepaskan aku..." (5); "...berseru, dan Tuhan mendengar; Ia menyelamatkan..." (7); "Malaikat Tuhan berkemah..., lalu meluputkan mereka" (8). Daud mengalami kasih Tuhan lebih mendalam justru di tengah penderitaannya. Ia merasakan Tuhan dekat dengan orang yang patah hati dan yang menyelamatkan orang yang remuk jiwanya (19). Karena itu, bukannya mengecam Tuhan atas kesusahan hidupnya, Daud justru memuji Tuhan (2-3), dan mengajak segenap umat membesarkan nama-Nya (4). Setelah mengalami kebaikan Tuhan, hati Daud tidak hanya dipenuhi oleh syukur dan pujian kepada Allah, tetapi juga diresponinya dengan takut akan Tuhan (10a, 10b, 12), yang menunjuk pada ketaatan pada Allahnya. Indah sekali bukan?
Daud merespons penderitaan dengan pujian, dan merespons kebaikan Tuhan dengan ketaatan. Biarlah ini menjadi prinsip rohani bagi kita dalam keadaan apapun, agar kita tetap dekat dan mengalami kasih-Nya senantiasa. [MF]
SH: Mzm 34:1-22 - Kemalangan Orang Benar (Kamis, 23 Agustus 2018) Kemalangan Orang Benar
Daud adalah orang yang diurapi Tuhan menjadi raja Israel untuk menggantikan Raja Saul. Dalam perjalanannya, Daud meninggalkan ...
Kemalangan Orang Benar
Daud adalah orang yang diurapi Tuhan menjadi raja Israel untuk menggantikan Raja Saul. Dalam perjalanannya, Daud meninggalkan padang penggembalaan menjadi seorang prajurit kerajaan yang gagah perkasa. Tanpa cela dia memimpin tentara Israel. Kemenangan demi kemenangan diperolehnya. Karena kecemburuan Raja Saul, nyawa Daud menjadi terancam. Pelarian demi pelarian dijalani oleh Daud. Bahkan berpura-pura gila pun dilakoninya agar ia selamat dari bahaya dan maut.
Memang benar pernyataan Daud dalam ayat 20: "kemalangan orang benar banyak!" Artinya, menjadi orang benar tidak selalu mulus jalannya. Menjadi orang benar bisa membuat orang lain memusuhinya. Ketika kebenaran itu dirasakan menghambat atau merugikan seseorang atau sekelompok orang.
Mazmur Daud ini mengajak orang untuk menyadari konsekuensi menjadi orang benar. Namun bukan dalam nada putus asa, melainkan tetap penuh pengharapan. Sekalipun kemalangan orang benar banyak, Daud mengingatkan bahwa "mata TUHAN tertuju kepada orang-orang benar dan telinga-Nya kepada teriak mereka minta tolong" (16). Tetapi, kemalangan tidak bisa menjadi alasan bagi seseorang untuk berhenti menjadi orang benar. Kemalangan tidak boleh dijadikan dasar untuk melakukan hal yang tidak benar. Walaupun kemalangan adalah kenyataan yang harus dihadapi, tetapi menjadi orang benar tetap harus dilakukan.
Tantangan menjadi orang benar pada masa kini sungguh berat. Misalnya, tidak ikut korupsi, dijauhi oleh rekan sekerja karena dianggap menghambat proyek korupsi bersama. Segala kemalangan bisa membuat orang berpikir mencong, "Tak mengapa sesekali tidak berbuat benar. Toh semua orang melakukan hal yang sama." Namun belajar dari Daud, kita diajak untuk bertahan dalam kebenaran karena kita menyadari bahwa Tuhan akan menyertai orang benar.
Doa: Tuhan, memang tidak mudah menjadi orang benar di dunia berdosa ini. Namun, kami berserah kepada-Mu dan bertekad menjalani hidup dengan benar. [THIE]
Utley -> Mzm 34:8-14
Utley: Mzm 34:8-14 - --NASKAH NASB (UPDATED): Mazm 34:8-148(34-9)Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya TUHAN itu! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya! 9(34-10)Takut...
NASKAH NASB (UPDATED): Mazm 34:8-14
8(34-9)Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya TUHAN itu! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya! 9(34-10)Takutlah akan TUHAN, hai orang-orang-Nya yang kudus, sebab tidak berkekurangan orang yang takut akan Dia! 10(34-11)Singa-singa muda merana kelaparan, tetapi orang-orang yang mencari TUHAN, tidak kekurangan sesuatupun yang baik. 11(34-12)Marilah anak-anak, dengarkanlah aku, takut akan TUHAN akan kuajarkan kepadamu! 12(34-13)Siapakah orang yang menyukai hidup. yang mengingini umur panjang untuk menikmati yang baik? 13(34-14)Jagalah lidahmu terhadap yang jaha. dan bibirmu terhadap ucapan-ucapan yang menipu; 14(34-15)jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik, carilah perdamaian dan berusahalah mendapatkannya!
Mazm 34:8-14 Karena YHWH "baik" (BDB 373 II), pengikut setia-Nya (yaitu, umat kudus, BDB 872) dinasihati untuk
- 1. mengecap - BDB 380, KB 377, Qal IMPERATIVE, lih. Ibr 6:5
- 2. melihat - BDB 406, KB 1157, Qal IMPERATIVE (dikutip oleh Petrus dalam 1Pet 2:3 dari LXX.)
- 3. berlindung - BDB 340, KB 337, Qal IMPERATIVE
- 4. takut - BDB 431, KB 432, Qal IMPERATIVE
- 5,6. datang (BDB 229, KB 246, Qal IMPERATIVE), mendengarkan (BDB 1033, KB 1570, Qal IMPERATIVE) kepada pemazmur mengajarkan takut akan YHWH, ay. Mazm 34:11
Hasil dari tindakan mereka adalah
- 1. tidak kekurangan, ay. Mazm 34:9b, Mazm 23:1
- 2. tidak kekurangan sesuatupun yang baik, ay. Mazm 34:10b; Mazm 84:11
- 3. umur panjang, ay. Mazm 34:12
Berikut adalah ajaran pemazmur untuk panjang umur dan hidup bahagia.
- 1. Menjaga lidah terhadap yang jahat dan bibir terhadap ucapan-ucapan yang menipu - BDB 665, KB 718, Qal IMPERATIVE, lih. Mazm 12:3-4; 15:2-3; 73:8-9; Yak 3:5-12
- 2. menjauhi kejahatan - BDB 693, KB 747, Qal IMPERATIVE, lih. Mazm 37:27; Yes 1:16
- 3. berbuat baik - BDB 793, KB 889, Qal IMPERATIVE, lih. Mazm 37:27; Yes 1:17
- 4. mencari perdamaian - BDB 134, KB 152, Piel IMPERATIVE, lih. Mr 9:50; Rom 14:19, 1Kor 7:15; 2Kor 13:11, 1Tes 5:13; Ibr 12:14; Yak 3:17-18.
- 5. mengejar perdamaian - BDB 922, KB 1191, Qal IMPERATIVE, lih. sama seperti # 4
Perhatikan keseimbangan antara apa yang dilakukan YHWH untuk pengikut setia dan apa yang mereka harus lakukan untuk diri mereka sendiri. Ada pilihan dan konsekuensi, baik positif maupun negatif (bait berikutnya adalah sebagian daftarnya).
Petrus mengutip dari Mazmur ini dalam 1Pet 3.
- 1. 1Pet 3:10 - Mazm 34:12,13
- 2. 1Pet 3:11 - Mazm 34:14
- 3. 1Pet 3:12 - Maz 34:15-1.
Dia melihatnya cocok dengan penekanannya tentang persekutuan yang bersatu (yaitu, "hendaklah kamu semua seia sekata, seperasaan, mengasihi saudara-saudara, penyayang dan rendah hati, dan janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan, atau caci maki dengan caci maki, tetapi sebaliknya, hendaklah kamu memberkati, karena untuk itulah kamu dipanggil, yaitu untuk memperoleh berkat," 1Pet 3:8-9).
Mazm 34:8 "betapa baiknya TUHAN itu" "Baik" (BDB 373 II) adalah kata kunci dalam bait ini (lih. 1Tes 5:15).
- 1. YHWH adalah baik (ADJECTIVE), ay. Mazm 34:8, lih. Mazm 25:8; 86:5; 100:5; 106:1; 107:1; 118:1,29; 145:9, 1Taw 16:34, Ezr 3:11; Yer 33:11; Nah 1:7
- 2. orang-orang yang mencari TUHAN, tidak kekurangan sesuatupun yang baik. (BDB 481 CONSTRUCT BDB 375), ay. Mazm 34:10, lih. Mazm 84:11
- 3. takut akan YHWH membawa, umur panjang, kehidupan menikmati yang baik (BDB 373), ay. Mazm 34:12
- 4. menjauhi kejahatan dan melakukan yang baik (BDB 373), ay. Mazm 34:14
- 5. perhatikan penggunaan "baik" dalam Rom 8:28
- NASB NKJV "orang yang kudus."
- NRSV, NJB "yang kudus."
- TEV "umat."
- JPSOA "yang ditahbiskan."
- REB "orang suci.
KATA SIFAT nya (BDB 872) dapat menunjukkan
- 1. Mesias, Mazm 16:3 (sebagai benih utama David)
- 2. dewan malaikat atau surgawi, Ayub 5:1; 15:15; Mazm 89:5-6,7; Dan 8:13; Za 14:5
- 3. para pengikut setia
- a. para imam - Bil 16:5,7; Mazm 106:16 (Harun)
- b. Lewi - 2Taw 35:3
- c. nabi - 2Raj 4:9
- d. nazir - Bil 6:5,8
- e. Israel - Kel 19:6; Im 11:44,45; 19:7; 20:7,26; 21:6; Bil 15:40; Ul 7:6; 14:2,21; 26:19; 28:9
Di sini ini merujuk pada para pengikut setia.
- NASB NKJV."
- NRSV, NJB "singa."
- LXX, Peshitta "batu karang" REB "pangeran.
- NEB "orang kafir" (dari akar kata bahasa Arab.
MT memiliki "singa." Pertanyaannya adalah "merujuk pada siapakah citra ini?" Tampaknya cocok untuk mengkontrasnya dengan "yang rendah hati," "yang menderita," atau "orang miskin" (BDB 776) dari ayat Mazm 34:2,6.
Mazm 34:11 "anak-anak" Ini secara harfiah adalah "anak-anak" (BDB 119). Dalam Sastra Kebijaksanaan guru disebut "ayah" dan siswa "anak-anak" (yaitu, Ams 1:8; 4:1,10,20; 6:1,20; 24:13,21).
Topik Teologia -> Mzm 34:8
Topik Teologia: Mzm 34:8 - -- Allah yang Berpribadi
Allah Dapat Dihampiri
Kel 24:9-11 Ula 4:7 Maz 17:15 Maz 24:3-4 Maz 27:4 Maz 34:9 Maz 43:3 Maz 65:5 Maz 14...
- Allah yang Berpribadi
- Allah Dapat Dihampiri
- Kel 24:9-11 Ula 4:7 Maz 17:15 Maz 24:3-4 Maz 27:4 Maz 34:9 Maz 43:3 Maz 65:5 Maz 145:18-19 Yes 55:3 Yer 9:23-24 Yer 31:34 Mat 5:8 Mat 6:6 Yoh 17:3 Kis 14:27 Kis 17:24-27 Rom 5:1 Efe 2:13,17-18 Kol 1:21-22 Ibr 7:18-19,25 Ibr 11:6 Yak 4:8 1Pe 3:18 1Yo 3:2 Wah 22:17
- Allah itu Baik
- Pekerjaan-Pekerjaan Allah
- Pemeliharaan Allah
- Pemeliharaan Allah Berlaku di Dalam Kehidupan Orang-orang Percaya
- Pemeliharaan-Nya Memproteksi Orang-orang Percaya
- Kej 15:1 1Sa 25:29 2Sa 22:33 Ayu 5:11 Maz 4:9 Maz 9:10 Maz 12:8 Maz 16:5 Maz 17:7-9 Maz 18:36 Maz 23:1-6 Maz 28:8 Maz 29:11 Maz 34:8-9 Maz 46:6-8 Maz 56:4-5,12,14 Maz 57:2 Maz 59:17 Maz 61:4 Maz 91:1,3-4 Maz 116:6 Maz 119:114 Maz 121:3-8 Maz 125:2 Ams 3:25-26 Ams 14:26 Ams 18:10 Ams 29:25 Yes 40:11 Yes 41:10 Yes 43:1-2 Yoh 17:11-12,15 2Te 3:3 Ibr 13:6
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Mazmur (Pendahuluan Kitab) Penulis : Daud dan orang lain
Tema : Doa dan Pujian
Tanggal Penulisan: Sebagian besar abad ke-10 hingga ke-5 SM.
Latar Belakang...
Penulis : Daud dan orang lain
Tema : Doa dan Pujian
Tanggal Penulisan: Sebagian besar abad ke-10 hingga ke-5 SM.
Latar Belakang
Judul Ibrani untuk kitab Mazmur adalah _tehillim_, yang berarti "puji-pujian"; judul dalam Septuaginta (PL dalam bahasa Yunani, dikerjakan sekitar 200 SM) ialah _psalmoi_, yang berarti "nyanyian yang diiringi alat musik gesek atau petik".
Musik memainkan peranan penting dalam ibadah Israel (1Taw 15:16-22; bd.Mazm 149:1--150:6); mazmur-mazmur menjadi nyanyian pujian Israel. Berbeda dengan sebagian besar syair dan nyanyian di dunia Barat yang ditulis dengan sajak dan irama, syair dan nyanyian PL didasarkan pada kesejajaran pemikiran di mana baris(-baris) kedua (atau yang berikutnya) pada hakikatnya menyatakan ulang (kesejajaran sinonim), memperlihatkan kontras (kesejajaran antitetikal), atau secara progresif melengkapi baris yang pertama (kesejajaran sintetik). Ketiga bentuk kesejajaran ini dipakai dalam Mazmur. Mazmur terdini yang diketahui digubah oleh Musa pada abad ke-15 SM (Mazm 90:1-17); sedangkan yang paling akhir adalah dari abad ke-6 sampai ke-5 SM (mis. Mazm 137:1-9). Akan tetapi, sebagian besar dari mazmur ditulis pada abad ke-10 SM semasa zaman keemasan puisi Israel.
Judul-judul atau kalimat pembukaan pada permulaan sebagian besar mazmur (dalam Alkitab Indonesia menjadi bagian dari mazmur), sekalipun bukan bagian asli dan terilham dari mazmur, sudah berusia tua (sebelum Septuaginta) dan penting. Isi dari kalimat pembukaan itu berbeda-beda, meliputi kategori seperti
- (1) nama penulis (mis. Mazm 47:1-10, "Dari bani Korah"),
- (2) bentuk mazmur (mis. Mazm 32:1-11, "nyanyian pengajaran" [bah. Inggris "maskil"] syair hasil renungan atau bertujuan mengajar),
- (3) istilah-istilah musik (mis. Mazm 4:1-9, "Untuk pemimpin biduan. Dengan permainan kecapi"),
- (4) catatan liturgis (mis. Mazm 45:1-18, "Nyanyian kasih" [versi Inggris NIV -- nyanyian pernikahan]), dan
- (5) catatan sejarah singkat (mis. Mazm 3:1-9, "Mazmur Daud ketika ia lari dari Absalom, anaknya").
Mengenai penulis mazmur-mazmur ini, kalimat pembukaan menyebutkan Daud selaku penggubah 73 mazmur, Asaf 12 (seorang Lewi yang berkarunia musik dan nubuat, lih. 1Taw 15:16-19; 2Taw 29:30), bani Korah 10 (keluarga dengan karunia musik), Salomo 2, dan masing-masing satu oleh Heman, Etan, dan Musa. Kecuali Musa, Daud, dan Salomo, semua penggubah lainnya adalah imam atau orang Lewi dengan karunia musik dan tanggung jawab dalam ibadah kudus pada masa pemerintahan Daud. Lima puluh mazmur tidak diketahui penggubahnya. Acuan-acuan alkitabiah dan sejarah memberi kesan bahwa Daud (bd. 1Taw 15:16-22), Hizkia (Ams 25:1; bd. 2Taw 29:25-30), dan Ezra (bd. Neh 10:39; Neh 11:22; Neh 12:27-36,45-47) terlibat pada waktu yang berlainan dalam memilih mazmur-mazmur untuk dipakai bersama di Yerusalem. Penyusunan kitab ini yang terakhir mungkin dilakukan pada masa Ezra dan Nehemia (450-400 SM).
Tujuan
Kitab Mazmur, sebagai doa dan pujian yang diilhamkan Roh, ditulis, secara umum, untuk mengungkapkan perasaan mendalam hati sanubari manusia dalam hubungan dengan Allah.
- (1) Banyak yang ditulis sebagai doa kepada Allah, mengungkapkan
- (a) kepercayaan, kasih, penyembahan, ucapan syukur, pujian, dan kerinduan akan persekutuan erat;
- (b) kekecewaan, kesesakan mendalam, ketakutan, kekhawatiran, penghinaan dan seruan untuk pembebasan, kesembuhan, atau pembenaran.
- (2) Yang lain ditulis sebagai nyanyian yang mengungkapkan pujian, ucapan syukur, dan pemujaan kepada Allah dan hal-hal besar yang telah dilakukan-Nya.
- (3) Beberapa mazmur berisi bagian-bagian penting berhubungan dengan Mesias.
Survai
Selaku suatu kumpulan dari 150 mazmur, kitab ini meliput bermacam-macam pokok, termasuk penyataan tentang Allah, ciptaan, umat manusia, keselamatan, dosa dan kejahatan, keadilan dan kebenaran, penyembahan dan pujian, doa dan hukuman. Allah dipandang dengan beraneka ragam cara: sebuah benteng perlindungan, batu karang, perisai, gembala, tentara, pencipta, penguasa, hakim penebus, pemelihara, penyembuh, dan penuntut balas; Ia mengungkapkan kasih, kemarahan, dan belas kasihan, dan Ia ada di mana-mana, mengetahui segala sesuatu dan mahakuasa. Umat Allah juga dilukiskan dengan aneka cara: biji mata, domba, orang kudus, orang jujur dan benar yang diangkat-Nya dari sumur berlumpur, menempatkan kakinya pada batu karang, dan menaruh nyanyian baru di dalam mulut mereka. Allah mengarahkan langkah-langkah mereka, memuaskan kerinduan rohani mereka, mengampuni semua dosa mereka, menyembuhkan segala penyakit mereka dan menyediakan tempat tinggal kekal bagi mereka.
Salah satu cara yang bermanfaat untuk meninjau kitab ini ialah dengan berbagai kategori umum yang dipakai untuk menggolongkan mazmur-mazmur ini (dengan agak bertumpang-tindih).
- (1) _Nyanyian Haleluya atau pujian_ : mazmur-mazmur ini membesarkan nama, kemegahan, kebaikan, kebesaran, dan keselamatan Allah (mis. Mazm 8:1-9; Mazm 21:1-13; Mazm 33:1--34:22; Mazm 103:1--106:48; Mazm 111:1--113:9; Mazm 115:1--117:2; Mazm 135:1-21; Mazm 145:1--150:6).
- (2) _Nyanyian Ucapan Syukur_ : Mazmur-mazmur ini mengakui pertolongan Allah dalam menyelamatkan dan membebaskan seseorang atau Israel selaku bangsa (mis. Mazm 18:1-50; Mazm 30:1-12; Mazm 34:1-22; Mazm 41:1-13; Mazm 66:1-20; Mazm 92:1-15; Mazm 100:1-5; Mazm 106:1-48; Mazm 116:1-19; Mazm 118:1-29; Mazm 124:1-8; Mazm 126:1-6; Mazm 136:1-26; Mazm 138:1-8).
- (3) _Mazmur Doa dan Permohonan_ : Tercakup mazmur-mazmur ratapan dan permohonan kepada Allah, kerinduan akan Allah, dan syafaat bagi umat Allah (mis. Mazm 3:1--6:10; Mazm 13:1-6; Mazm 43:1-5; Mazm 54:1-7; Mazm 67:1-7; Mazm 69:1--70:5; Mazm 79:1--80:19; Mazm 85:1--86:17; Mazm 88:1-52; Mazm 90:1-17; Mazm 102:1-28; Mazm 141:1--143:12).
- (4) _Mazmur Pengakuan Dosa_ : Berfokus pada pengakuan dosa (mis. Mazm 32:1-11; Mazm 38:1-22; Mazm 51:1-19; Mazm 130:1-8).
- (5) _Nanyian Sejarah Kudus_ : Mengisahkan kembali urusan Allah dengan Israel sebagai bangsa (mis. Mazm 78:1-72; Mazm 105:1--106:48; Mazm 108:1-13; Mazm 114:1-8; Mazm 126:1-6; Mazm 137:1-9).
- (6) _Mazmur Pemahkotaan Tuhan_ : Mazmur-mazmur ini dengan tegas menyatakan bahwa "Tuhan adalah Raja" (mis. Mazm 24:1-10; Mazm 47:1-9; Mazm 93:1-5; Mazm 96:1--99:1-99:9).
- (7) _Nyanyian Liturgis_ : Mazmur-mazmur ini digubah untuk perayaan atau kebaktian khusus (mis. Mazm 15:1-5; Mazm 24:1-10; Mazm 45:1-17; Mazm 68:1-35; Mazm 113:1--118:29; keenam mazmur terakhir ini dipergunakan dalam perayaan Paskah setiap tahun).
- (8) _Mazmur Kepercayaan dan Pengabdian_ : Mazmur-mazmur ini mengungkapkan:
- (a) kepercayaan seseorang akan integritas Allah dan pertolongan kehadiran-Nya, dan
- (b) pengabdian hati kepada Allah (mis. Mazm 11:1-8; Mazm 16:1-11; Mazm 23:1-6; Mazm 27:1-14; Mazm 31:1--32:11; Mazm 40:1-17; Mazm 46:1-11; Mazm 56:1-13; Mazm 62:1--63:11; Mazm 91:1-16; Mazm 119:1-176; Mazm 130:1--131:3; Mazm 139:1-24).
- (9) _Nyanyian Ziarah_ : Juga disebut "Nyanyian-nyanyian Zion" atau "Nyanyian-nyanyian Pendakian" yang dinyanyikan oleh para peziarah sepanjang perjalanan mereka ke Yerusalem untuk perayaan Paskah, Pentakosta, atau Pondok Daun setiap tahun (mis. Mazm 43:1-5; Mazm 46:1-11; Mazm 48:1-14; Mazm 76:1-12; Mazm 84:1-12; Mazm 87:1-7; Mazm 120:1--134:3).
- (10) _Nyanyian Penciptaan_ : Mazmur-mazmur ini mengakui hasil perbuatan Allah di sorga dan di bumi (mis. Mazm 8:1-9; Mazm 19:1-14; Mazm 29:1-11; Mazm 33:1-22; Mazm 65:1-13; Mazm 104:1-35).
- (11) _Mazmur-mazmur Hikmat dan Pendidikan_ : Mazmur-mazmur ini merenungkan cara-cara Allah dan mendidik kita mengenai kebenaran (mis. Mazm 1:1-6; Mazm 34:1-22; Mazm 37:1-40; Mazm 73:1-28; Mazm 112:1-8; Mazm 119:1-176; Mazm 133:1-3).
- (12) _Mazmur Kerajaan atau Mesias_ : Mazmur-mazmur ini melukiskan beberapa pengalaman Raja Daud atau Raja Salomo yang mempunyai makna nubuat dan yang akhirnya digenapi dalam kedatangan Mesias, Yesus Kristus (mis. Mazm 2:1-12; Mazm 8:1-9; Mazm 16:1-11; Mazm 22:1-31; Mazm 40:1--41:13; Mazm 45:1-17; Mazm 68:1--69:36; Mazm 72:1-20; Mazm 89:1-52; Mazm 102:1-28; Mazm 110:1-7; Mazm 118:1-29).
- (13) _Mazmur Bernada Kutukan_ : Mazmur-mazmur ini mengundang kutukan atau hukuman Allah atas orang fasik (mis. Mazm 7:1-17; Mazm 35:1-28; Mazm 55:1-23; Mazm 58:1-11; Mazm 59:1-17; Mazm 69:1-36; Mazm 109:1-31; Mazm 137:1-9; Mazm 139:19-22). Karena banyak orang Kristen bingung oleh mazmur-mazmur ini, perlu diperhatikan bahwa mazmur kutukan ini digubah selaku ungkapan semangat demi nama Allah, keadilan, dan kebenaran-Nya, dan dari kebencian kuat terhadap kejahatan dan bukan karena perasaan dendam yang picik. Pada hakikatnya mazmur-mazmur ini berseru kepada Allah agar meninggikan orang benar dan merendahkan orang fasik.
Ciri-ciri Khas
Sembilan ciri utama menandai kitab Mazmur ini.
- (1) Merupakan kitab terpanjang dalam Alkitab dan berisi pasal yang terpanjang (Mazm 119:1-176), yang terpendek (Mazm 117:1-2) dan ayat tengah (Mazm 118:8).
- (2) Sebagai kitab nyanyian dan ibadah Ibrani, kerohaniannya yang dalam dan luas itu menjadikan kitab ini bagian PL yang paling digemari dan dibaca oleh orang percaya.
- (3) "_Haleluya_" (pujilah Tuhan), istilah Ibrani yang diakui secara universal di kalangan orang percaya, dipakai 28 kali dalam Alkitab, 24 di antaranya dalam kitab ini. Di dalam Mazm 150 pujian kepada Tuhan mencapai puncaknya dan menyampaikan pujian yang utuh dan sempurna kepada Tuhan.
- (4) Tidak ada kitab lain di Alkitab yang demikian terang-terangan mengungkapkan perasaan dan kebutuhan manusia dalam hubungan dengan Allah dan kehidupan ini. Nyanyian pujian dan pengabdian mengalir dari gunung-gunung tertinggi, dan seruan-seruan keputusasaannya timbul dari lembah-lembah terdalam.
- (5) Sekitar separuh mazmur mencakup doa iman di tengah kesengsaraan.
- (6) Inilah kitab yang paling banyak dikutip di PB.
- (7) Berisi banyak "pasal kesayangan" seperti pasal Mazm 1:1-6; Mazm 23:1-6; Mazm 24:1-10; Mazm 34:1-22; Mazm 37:1-40; Mazm 84:1-12; Mazm 91:1-16; Mazm 103:1-22; Mazm 119:1-176; Mazm 121:1-8; Mazm 139:1-24; dan Mazm 150:1-6.
- (8) Mazmur 119 (Mazm 119:1-176) adalah unik dalam Alkitab karena
- (a) panjangnya (176 ayat),
- (b) kasihnya yang agung kepada Firman Allah, dan
- (c) susunan sastranya yang mencakup 22 stanza dengan masing-masing delapan ayat, dan setiap stanza mengawali setiap ayatnya dengan huruf yang sama, juga setiap stanza memakai huruf yang berturut-turut dari abjad Ibrani sebagai bantuan untuk mengingat (yaitu, suatu akrostik).
- (9) Ciri sastranya yang paling menonjol adalah gaya syair yang disebut paralelisme, mencakup irama pemikiran dan bukan irama sajak atau matra; ciri khas ini menjadikan beritanya dapat diterjemahkan ke dalam bahasa yang lain tanpa terlalu banyak kesulitan.
Penggenapan Dalam Perjanjian Baru
Ada 186 kutipan dari kitab Mazmur dalam PB, jauh lebih banyak daripada kitab PL lainnya. Jelaslah bahwa mazmur-mazmur begitu meresap dalam hati Yesus dan penulis kitab PB lainnya dan bahwa Roh Kudus sering memakai mazmur di dalam ajaran Yesus dan ayat-ayat lain di mana Yesus menggenapi Alkitab selaku Mesias yang dinubuatkan. Misalnya, Mazm 110:1-7 yang singkat (7 ayat) dikutip lebih banyak dalam PB daripada pasal PL lainnya; mazmur ini berisi nubuat tentang Yesus sebagai Mesias, sebagai Anak Allah dan sebagai imam abadi menurut peraturan Melkisedek. Mazmur Mesias lainnya yang dikenakan kepada Yesus dalam PB adalah:Mazm 2:1-12; Mazm 8:1-9; Mazm 16:1-11; Mazm 22:1-31; Mazm 40:1-17; Mazm 41:1-13; Mazm 45:1-17; Mazm 68:1-35; Mazm 69:1-36; Mazm 89:1-52; Mazm 102:1-28; Mazm 109:1-31; dan Mazm 118:1-29. Mazmur ini dikenakan kepada
- (1) Yesus selaku nabi, imam, dan raja;
- (2) kedua kedatangan-Nya;
- (3) kedudukan sebagai Anak dan sifat-Nya;
- (4) penderitaan dan kematian-Nya yang mendamaikan; dan
- (5) kebangkitan-Nya. Ringkasnya, Mazmur termasuk kitab PL dengan nubuat paling terinci tentang Kristus dan tertanam sangat dalam di seluruh amanat para penulis PB.
Full Life: Mazmur (Garis Besar) Garis Besar
I. Kitab 1 !!: Mazmur 1-41
(Mazm 1:1-41:13)
II. Kitab 2 !!:...
I. Kitab 1 !!: Mazmur 1-41
(Mazm 1:1-41:13)
II. Kitab 2 !!: Mazmur 42-72
(Mazm 42:1-72:19)
III. Kitab 3 !!: Mazmur 73-89
(Mazm 73:1-89:52)
IV. Kitab 4 !!: Mazmur 90-106
(Mazm 90:1-106:48)
V. Kitab 5 !!: Mazmur 107-150
(Mazm 107:1-150:1-6)
Matthew Henry: Mazmur (Pendahuluan Kitab)
Di hadapan kita sekarang terbuka salah satu bagian yang paling disukai dan juga paling unggul dari semua bagian Perjanjian Lama. Bahkan, karena beg...
- Di hadapan kita sekarang terbuka salah satu bagian yang paling disukai dan juga paling unggul dari semua bagian Perjanjian Lama. Bahkan, karena begitu banyaknya terdapat hal-hal mengenai Kristus dan Injil-Nya, dan juga tentang Allah dan hukum-Nya di dalamnya, sehingga kitab ini disebut sebagai intisari atau ringkasan dari kedua Perjanjian. Sejarah Israel yang banyak tersedia bagi kita, memungkinkan kita untuk mengikuti dan mempelajarinya, dan di sana disajikan dan diajarkan kepada kita pengetahuan tentang Allah. Kitab Ayub membawa kita memasuki proses belajar mengajar, serta memberikan kita berbagai pemikiran dan debat berguna tentang Allah dan pemeliharaan-Nya. Tetapi, kitab ini membawa kita masuk ke dalam ruang mahakudus, menjauhkan kita dari pergaulan sehari-hari dengan sesama, dengan para politisi, ahli filsafat, atau para pembantah dunia ini, dan mengarahkan kita memasuki persekutuan dengan Allah, dengan menghibur jiwa kita dan membawanya beristirahat di dalam Dia, dengan mengangkat dan membuat hati kita berserah kepada-Nya. Dengan demikian kita dapat berada di atas gunung bersama Allah. Dan kalau sudah begini, kita sungguh tidak tahu apa yang menjadi keuntungan kita bila kita tidak berkata, “Betapa bahagianya berada di tempat ini.” Mari kita selidiki:
- I. Judul kitab ini.
- 1. Kitab ini disebut Mazmur. Judul ini yang dirujuk di dalam Lukas 24:44. Orang Ibrani menyebutnya Tehillim, yang dengan tepat menunjukkan Mazmur-mazmur Pujian, karena banyak di mazmur di dalam kitab tersebut yang bercorak seperti itu. Namun, Mazmur merupakan sebuah kata yang lebih umum maknanya, yang berarti semua gubahan apa saja yang punya susunan tertentu yang cocok untuk dinyanyikan, dan isinya bisa bersifat sejarah, pengajaran, permohonan, maupun puji-pujian. Meskipun bernyanyi itu selayaknya menyuarakan rasa sukacita, namun tujuan nyanyian lebih luas maksudnya. Nyanyian itu membantu kita untuk mengingat sesuatu, dan untuk mengungkapkan maupun menggairahkan semua perasaan lain seperti halnya perasaan sukacita ini. Imam-imam memiliki nyanyian ratapan maupun sukacita. Dengan demikian, menyanyikan mazmur sudah merupakan ibadah bagi kita dan maksudnya yang luas, karena kita bukan hanya diarahkan untuk memuji Allah, tetapi juga untuk mengajar dan menegur seorang akan yang lain di dalam mazmur, dan puji-pujian, dan nyanyian rohani (Kol. 3:16).
- 2. Kitab ini disebut Kitab Mazmur. Begitulah yang disebut oleh Petrus dalam Kisah Para Rasul 1:20. Kitab ini merupakan kumpulan mazmur-mazmur, yaitu semua mazmur yang diilhamkan secara ilahi. Meskipun mazmur-mazmur ini digubah dalam berbagai masa dan berbagai kesempatan, semuanya dikumpulkan bersama-sama di dalam kitab ini tanpa rujukan atau ketergantungan satu sama lain. Dengan demikian semua mazmur ini terpelihara dari kemungkinan tercecer atau hilang, dan siap digunakan bagi kebaktian jemaat. Lihatlah, betapa baiknya Tuan yang kita layani, betapa menyenangkannya jalan-jalan hikmat yang disediakan-Nya, sehingga saat kita diperintahkan untuk bernyanyi, yang cukup membuat kita menjadi sibuk, mulut kita pun dipenuhi-Nya dengan kata-kata dan tangan kita disediakan dengan nyanyian-nyanyian.
- II. Penulis kitab ini. Tidak diragukan lagi bahwa pada mulanya semua mazmur ini berasal dari Roh yang mulia. Mazmur adalah nyanyian rohani, firman yang diajarkan oleh Roh Kudus. Penulis sebagian besar mazmur ini adalah Daud, anak Isai, yang karena itu ia diberi gelar sebagai pemazmur yang disenangi di Israel (2Sam. 23:1). Beberapa mazmur yang tidak mencantumkan namanya di dalam judul, dengan jelas dianggap berasal dari dia di tempat lain dalam Alkitab, seperti Mazmur 2 (Kis. 4:25), Mazmur 96 dan 105 (1Taw. 16). Satu mazmur dinyatakan dengan jelas sebagai doa Musa (Mzm. 90). Beberapa mazmur diisyaratkan ditulis oleh Asaf (2Taw. 29:30), di mana dikatakan bahwa orang-orang Lewi menyanyikan puji-pujian untuk Tuhan dengan kata-kata Daud dan Asaf. Di situ dikatakan bahwa Asaf adalah seorang pelihat atau nabi. Beberapa mazmur tampaknya ditulis kemudian pada masa yang jauh setelah itu, misalnya Mazmur 137, yang ditulis ketika masa pembuangan di Babel. Namun, dapat dipastikan bahwa sebagian besar mazmur ditulis oleh Daud sendiri, yang sangat mahir dalam hal puisi dan musik. Daud memang ditetapkan, memenuhi syarat, dan digerakkan untuk menegakkan ibadah bermazmur di dalam jemaat Allah, seperti halnya Musa dan Harun di zaman mereka, yang menegakkan ibadah korban. Ibadah yang ditegakkan oleh Musa dan Harun sudah digantikan, tetapi yang ditegakkan Daud tetap ada, dan akan tetap ada sampai akhir zaman, ketika ditelan oleh nyanyian-nyanyian kekekalan. Di sini Daud menjadi gambaran dari Kristus, yang adalah keturunannya, bukan keturunan Musa, karena Ia datang untuk mengambil alih korban sembelihan (keluarga Musa segera hilang dan punah setelah itu), selain juga untuk menegakkan dan mengabadikan sukacita dan pujian. Sebab keturunan Daud di dalam Kristus tidak akan pernah berakhir.
- III. Tujuan kitab ini. Maksud dan tujuannya jelas.
- 1. Untuk membantu apa yang telah dipraktikkan dalam agama alamiah dan untuk menyalakan perasaan saleh dalam jiwa manusia yang harus kita baktikan kepada Allah sebagai pencipta, pemilik, pengatur, dan pelindung kita. Kitab Ayub membantu membuktikan dasar-dasar mengenai kesempurnaan dan penyelenggaraan ilahi. Namun, kitab ini membantu kita untuk mengungkapkan dan membuktikan kepercayaan kita akan dasar-dasar yang kita yakini itu di dalam doa dan pujian, dalam pengakuan akan hasrat hati kita akan Dia, ketergantungan kita kepada-Nya, serta seluruh ibadah dan penyerahan diri sepenuhnya kepada-Nya. Di dalam bagian lain dalam Kitab Suci ditunjukkan bahwa Allah itu tak terbatas mengatasi manusia dan bahwa Dia itu Tuhan yang berdaulat di atas segalanya. Namun demikian, Kitab Mazmur ini menunjukkan kepada kita bahwa kita yang seperti binatang menjalar di bumi ini boleh bergaul dengan Dia. Selain itu, kalau bukan karena salah kita sendiri, ada banyak cara di mana kita bisa tetap bersekutu dengan Dia dalam rupa-rupa keadaan hidup kita sebagai manusia.
- 2. Untuk mempromosikan dan memajukan keunggulan agama wahyu, dan dengan cara yang paling menyenangkan menganjurkannya kepada dunia. Sedikit saja, atau tidak ada hukum seremonial (yang hanya bersifat upacara saja) yang muncul di seluruh Kitab Mazmur. Meskipun korban sembelihan dan korban sajian tetap berlanjut selama berabad-abad, namun di sini kedua hal itu digambarkan sebagai hal yang tidak berkenan kepada Allah (Mzm. 40:7; 51:19), sebagai hal yang kurang bermakna, yang pada saatnya nanti akan lenyap. Namun, firman dan hukum Allah, khususnya bagian-bagian yang berbicara tentang akhlak dan kewajiban yang kekal, ada tertulis di sini untuk diagungkan dan dihormati, lebih daripada yang tertulis di mana pun juga. Dan Kristus yang menjadi puncak dan pusat agama wahyu, yang menjadi dasar, batu penjuru, dan batu utama dari bangunan yang dimuliakan itu, dibicarakan dengan jelas dalam kitab ini dalam bentuk pelambangan dan nubuat. Di sini dibicarakan semua penderitaan-Nya dan kemuliaan yang mengikutinya, serta kerajaan yang hendak dibangun-Nya di dunia ini. Di dalam kerajaan inilah kovenan Allah dengan Daud mengenai kerajaannya digenapi. Betapa tingginya nilai yang diberikan kitab ini terhadap firman Allah, terhadap segala ketetapan dan penghakiman-Nya, serta terhadap kovenan dan janji-janji agung dan mulia-Nya untuk menepati kovenan-Nya itu. Karena itu, betapa kitab ini sangat menganjurkan kita untuk menggunakan firman-Nya, ketetapan dan penghakiman-Nya serta kovenan dan janji-janji-Nya itu sebagai pedoman dan jangkar kita, serta sebagai warisan kita sampai selama-lamanya!
- IV. Manfaat kitab ini. Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk menanamkan terang ilahi ke dalam pemahaman kita. Namun, manfaat kitab ini terutama sangat unggul dalam menanamkan kehidupan dan kuasa ilahi, serta kehangatan yang kudus ke dalam perasaan kita. Tidak ada satu pun tulisan dalam Alkitab yang lebih bermanfaat dalam membantu ibadah renungan orang-orang kudus dibandingkan kitab ini. Manfaat tersebut telah dinikmati oleh jemaat segala zaman, sejak mazmur ini ditulis dan beberapa bagiannya dikirimkan kepada pemimpin biduan untuk keperluan kebaktian jemaat.
- 1. Mazmur ini bermanfaat untuk dinyanyikan. Untuk menyanyikan lagu himne dan nyanyian rohani, kita boleh mencari di luar mazmur-mazmur Daud, tetapi kita tidak perlu itu. Aturan persajakan dalam bahasa Ibrani tidak jelas, bahkan oleh orang-orang terpelajar sekalipun. Namun demikian, mazmur-mazmur ini seyogyanya dibawakan sesuai dengan aturan persajakan setiap bahasa, setidaknya supaya dapat dinyanyikan untuk mendidik jemaat. Menurut saya, sangatlah menghibur kita, bila kita menyanyikan mazmur Daud, karena kita mempersembahkan puji-pujian kepada Allah yang persis sama seperti yang dipersembahkan kepada-Nya pada masa Daud dan raja-raja Yehuda yang saleh lainnya. Begitu kaya dan indah gubahan puisi-puisi ilahi ini, sehingga tidak akan pernah menjemukan dan lekang karena waktu.
- 2. Kitab mazmur ini bermanfaat untuk dibacakan dan dinyatakan oleh para pelayan Kristus, karena mazmur ini mengandung kebenaran-kebenaran yang agung dan mulia, serta peraturan mengenai baik dan jahat. Tuhan kita Yesus menjelaskan mazmur-mazmur kepada murid-murid-Nya, mazmur-mazmur Injil, dan Ia membukakan pemahaman mereka (karena Ia memegang kunci Daud) untuk memahaminya (Luk. 24:44).
- 3. Mazmur ini bermanfaat untuk dibaca dan direnungkan oleh semua orang baik. Mazmur ini menjadi sumber melimpah yang darinya semua orang akan menimba air dengan kegirangan.
- (1) Pengalaman pemazmur sangat bermanfaat untuk membimbing, memperingatkan, dan menguatkan kita. Pemazmur sering memberi tahu kita tentang apa yang terjadi antara Allah dan jiwanya. Ia memberi tahu kita apa yang dapat kita harapkan dari Allah dan apa yang Ia harapkan serta kehendaki dari kita sehingga Ia berkenan kepada kita. Daud adalah orang yang memiliki hati Allah. Oleh karena itu, orang-orang yang sedikit banyak memiliki hati seperti Daud bolehlah berharap bahwa mereka juga diperbarui oleh anugerah Allah sesuai dengan gambar dan rupa Allah. Banyak orang sangat merasa terhibur saat hati nurani mereka menyaksikan kebenaran mazmur-mazmur ini, sehingga dengan segenap hati mereka dapat berkata, “Amin” atas doa-doa dan puji-pujian Daud.
- (2) Bahkan ungkapan-ungkapan yang digunakan pemazmur juga sangat bermanfaat. Melalui ungkapan ini Roh Kudus akan membantu kita dalam kelemahan doa-doa kita, sebab kita tidak tahu bagaimana sebenarnya harus berdoa kepada Allah. Kapan saja kita mendekati Allah, dan juga saat kita kembali kepada Dia untuk pertama kalinya, kita dibimbing untuk membawa serta kata-kata penyesalan (Hos. 14:3), kata-kata ini, yang diajarkan oleh Roh Kudus. Jika kita membuat mazmur-mazmur Daud ini akrab dengan kita seperti yang seharusnya kita lakukan, maka saat kita menghampiri takhta anugerah, untuk maksud apa saja, untuk membuat pengakuan, permohonan, atau ucapan syukur, kita akan terbantu karenanya. Apa pun perasaan saleh yang bekerja di dalam diri kita, hasrat atau pengharapan, kepedihan atau sukacita yang kudus, kita akan menemukan di sana kata-kata yang tepat yang dapat kita ungkapkan, perkataan benar yang tidak dapat disalahkan. Akan sangat baik bila kita mengumpulkan dari Kitab Mazmur ini ungkapan-ungkapan peribadatan dan renungan yang paling sesuai dan paling menggerakkan hati, dan kemudian mengatur dan mengelompokkannya menurut beberapa topik doa, supaya lebih mudah bagi kita untuk menggunakannya. Bisa juga, sekali-sekali kita pilih mazmur tertentu yang berbeda-beda dan berdoa memakai mazmur pilihan itu. Ketika kita berdoa dengan cara ini, kita mencerna ayat-ayatnya dalam pikiran kita dan mempersembahkan hasil renungan itu kepada Allah. Cendekiawan Dr. Hammond (Theolog Inggris, 1605-1660), menulis dalam kata pengantar buku tafsirannya atas Kitab Mazmur (bagian 29) sebagai berikut, “Bahwa merenungkan beberapa bagian mazmur sampai hati kita dipengaruhi, digerakkan dan diteguhkan oleh hidup dan daya yang ada dalam ayat-ayat mazmur itu sungguh lebih baik daripada sekadar mengucapkannya mengikuti sang pemazmur itu, sebab dalam ibadah-ibadah, tidak ada yang harus dihindari selain daripada tindakan-tindakan pengulangan yang tidak membangkitkan perasaan apa-apa di dalam hati.” Seperti yang dinasihatkan oleh Augustinus (354-430, theolog dan filsuf Kristen – pen.), “Jika kita membangun roh kita dengan perasaan yang dikandung dalam mazmur, maka kita boleh yakin akan perkenanan Allah saat kita menggunakan perkataan yang dipakai dalam Mazmur itu.” Mazmur ini bukan hanya dapat membantu kita untuk merenung dan membangkitkan perasaan kita untuk menyembah, memuji dan memuliakan Allah, tetapi juga menjadi petunjuk bagi kita untuk melakukan apa yang harus kita lakukan dalam kehidupan kita, serta mengajar kita cara untuk jujur di jalan kita, sehingga pada akhirnya kita akan melihat keselamatan yang dari Allah (Mzm. 50:23). Kitab Mazmur ini bukan hanya sangat bermanfaat bagi jemaat Perjanjian Lama, tetapi lebih-lebih lagi bagi kita orang-orang Kristen, kitab mazmur ini lebih bermanfaat dibandingkan dengan jemaat yang hidup sebelum kedatangan Kristus. Karena sama seperti korban-korban Musa, demikian jugalah nyanyian-nyanyian Daud dibuat menjadi jelas dan terpahami oleh Injil Kristus yang membawa kita memasuki selubung itu. Demikianlah, dengan doa-doa dan puji-pujian Daud, semua doa Rasul Paulus dalam surat-suratnya, serta nyanyian-nyanyian baru dalam Kitab Wahyu, kita akan diperlengkapi untuk perbuatan baik ini, karena semua tulisan itu membuat manusia kepunyaan Allah itu sempurna.
- Mengenai pembagian kitab ini, kita tidak perlu sampai begitu cermat. Tidak ada (atau sangat jarang ada) hubungan antara satu mazmur dengan mazmur lainnya, juga tidak ada alasan tertentu dalam pengurutan mazmur yang satu sesudah yang lainnya seperti yang ada sekarang. Walaupun demikian, tampaknya mazmur yang ditempatkan pertama itu berasal dari masa kuno, karena mazmur yang kedua sekarang berasal dari zaman para rasul (Kis. 13:33). Salinan bahasa Latin kuno yang kasar (bukan klasik) menggabungkan pasal kesembilan dan kesepuluh. Semua penulis Katolik Roma mengikuti pembagian itu. Oleh karena itu pencantuman nomor pasal di seluruh Kitab Mazmur mereka selalu kurang satu dibandingkan salinan kita (yang bukan Katolik – pen.). Kita mencantumkan pasal 11, mereka pasal 10, kita menulis pasal 119, mereka mencantumkan pasal 118. Namun, mereka membagi pasal 147 menjadi dua pasal, sehingga jumlah seluruh pasal mencapai 150. Beberapa orang berusaha mengurangi jumlah pasal tersebut dengan mengelompokkannya di bawah beberapa judul yang sesuai menurut pokok masalah yang dibicarakan dalam mazmur-mazmur itu. Namun, sering didapati banyak keragaman pokok pembicaraan dalam satu mazmur yang sama, sehingga penggabungan tersebut tidak dapat dibuat dengan pasti. Namun, tujuh Mazmur penyesalan dosa dengan cara tertentu telah disatukan sebagai ibadah oleh banyak orang. Mazmur-mazmur tersebut adalah pasal 6, 32, 38, 51, 102, 130, dan 143. Kitab Mazmur dibagi menjadi lima kitab yang masing-masing diakhiri dengan kata Amin, ya Amin, atau Haleluya. Kitab pertama di akhiri oleh pasal 41, yang kedua oleh pasal 72, yang ketiga oleh pasal 89, yang keempat oleh pasal 106, dan yang kelima oleh pasal 150. Sebagian orang lagi membagi Kitab Mazmur ini menjadi tiga bagian besar yang masing-masing memuat lima puluh pasal. Sebagian lain lagi membagi menjadi enam puluh bagian, dua bagian untuk setiap hari, pagi dan petang, selama sebulan. Biarlah setiap orang Kristen yang baik membagi kitab ini untuk mereka masing-masing, sehingga mereka dapat meningkatkan pengenalan mereka akan isi dan maksud tulisan ini dengan cara yang paling baik dan sesuai. Dengan demikian, dalam setiap kesempatan apa saja mereka dapat menyanyikan mazmur ini di dalam roh dan dengan pengertian yang penuh.